4 CEO Teknologi yang Menduduki Kursi Panas
Jakarta - Menjabat sebagai CEO perusahaan teknologi
yang sudah memiliki 'nama' bukanlah pekerjaan mudah. Bila tidak
hati-hati menjalankan strategi bisnis dan malah membuat produknya
melempem, hukuman berat siap menanti.
Sudah banyak kisah seorang CEO yang dipaksa turun tahta -- jika tak mau disebut dipecat -- gara-gara dinilai kurang sukses.
Mulai dari mantan CEO Yahoo Carol Bartz, eks bos Hewlett Packard Leo Apotheker, hingga duo CEO Research In Motion (RIM) Mike Lazaridis dan Jim Balsillie yang juga mendapat tekanan kuat untuk menyerahkan posisinya.
Para penerus mereka pun tak bisa dilepaskan dari ancaman. Jadi meski posisi CEO sangat bergengsi, namun tetap saja yang diduduki adalah kursi panas.
Lantas, siapa saja yang menduduki kursi panas CEO perusahaan teknologi saat ini? Berikut adalah empat orang yang terpilih seperti dilansir dari BusinessInsider,
Sudah banyak kisah seorang CEO yang dipaksa turun tahta -- jika tak mau disebut dipecat -- gara-gara dinilai kurang sukses.
Mulai dari mantan CEO Yahoo Carol Bartz, eks bos Hewlett Packard Leo Apotheker, hingga duo CEO Research In Motion (RIM) Mike Lazaridis dan Jim Balsillie yang juga mendapat tekanan kuat untuk menyerahkan posisinya.
Para penerus mereka pun tak bisa dilepaskan dari ancaman. Jadi meski posisi CEO sangat bergengsi, namun tetap saja yang diduduki adalah kursi panas.
Lantas, siapa saja yang menduduki kursi panas CEO perusahaan teknologi saat ini? Berikut adalah empat orang yang terpilih seperti dilansir dari BusinessInsider,
CEO RIM Thorsten Heins

Bahkan di kuartal terakhirnya, BlackBerry hanya mampu terjual sebanyak 11 juta unit. Bandingkan dengan Apple yang menjual 37 juta unit iPhone. Kemudian untuk Playbooknya, RIM juga mengalami kesuraman, di mana hanya ada 1 juta unit yang dikirim ke toko-toko semenjak ia dirilis.
Oleh karena itulah, Heins kini menjadi sorotan sekaligus harapan bagi RIM dan para investornya. Di sisi lain, ia juga harus berkaca pada duo CEO RIM terdahulu -- Lazaridis dan Balsiliie.
Meski mereka berstatus pendiri RIM, namun hal itu ternyata tak menyurutkan suara nyinyir dari investor untuk melontarkan isu pergeseran Lazaridis dan Balisillie dari kursi CEO.
CEO Twitter Dick Costolo

Namun Sayang, Costolo dianggap belum bisa membisniskan situs mikroblogging ini secara optimal. Alhasil, bila Costolo masih tidak bisa memenuhi ekspektasi para investor dan jajaran dewan direksi, maka kemungkinan dilengserkan bisa saja terjadi.
CEO Yahoo Scott Thompson

Thompson sendiri baru bergabung dengan Yahoo di awal tahun 2012. Namun di awal kiprahnya, ia sudah membuat kebijakan tidak populis dengan rencana pemangkasan karyawan. Dimana alasan yang dilontarkan adalah terkait efisiensi.
Pun demikian, tetap saja, kiprah Thompson untuk kembali menaikkan pamor Yahoo masih disorot. Terlebih menilik pendahulunya, Carol Bartz yang dipecat gara-gara tidak bisa meningkatkan pendapatan Yahoo, maka nasib serupa bisa saja akan menimpa Thompson.
CEO Color Bill Nguyen

Bill Nguyen mengumpulkan dana USD 41 juta untuk membesut aplikasi
berbagi foto bernama Color. Sayang, popularitas aplikasi ini tidak
memuaskan. Pun saat ia mengubahnya menjadi aplikasi berbagi status
video, penggunanya tetap tidak signifikan. Status pendiri sepertinya
juga tidak menutup kemungkinan ia akan dipecat.
Post a Comment