5 Modus Aksi Tipu-tipu di Internet
Jumat, 10/08/2012 09:09 WIB
Jakarta - Pernah mendapat email dari pengirim yang
tidak dikenal sembari menyebutkan kalau Anda telah berhasil memenangkan
undian? Ya, itu merupakan salah satu modus klasik yang biasa digunakan
penjahat dunia maya.
Jangan mudah percaya! Masih banyak beragam akal bulus penipu cyber untuk mengelabui pengguna internet yang tidak waspada.
Ya, internet merupakan sumber untuk mencari informasi yang tak terbatas. Di sisi lain, layanan ini juga membuka pintu yang lebar bagi aksi kejahatan (scam).
Pengguna internet di dunia yang jumlahnya sudah miliaran merupakan mangsa empuk dedemit maya. Beragam cara telah disiapkan pelaku untuk menipu netter, dimana di antaranya memanfaatkan fasilitas email dan layanan online lainnya.
Berikut beberapa modus aksi tipu-tipu yang biasa dilakukan para penjahat cyber seperti dilansir toptenz.
Jangan mudah percaya! Masih banyak beragam akal bulus penipu cyber untuk mengelabui pengguna internet yang tidak waspada.
Ya, internet merupakan sumber untuk mencari informasi yang tak terbatas. Di sisi lain, layanan ini juga membuka pintu yang lebar bagi aksi kejahatan (scam).
Pengguna internet di dunia yang jumlahnya sudah miliaran merupakan mangsa empuk dedemit maya. Beragam cara telah disiapkan pelaku untuk menipu netter, dimana di antaranya memanfaatkan fasilitas email dan layanan online lainnya.
Berikut beberapa modus aksi tipu-tipu yang biasa dilakukan para penjahat cyber seperti dilansir toptenz.
1. Undian Lotere
Padahal, Anda sebelumnya tidak pernah merasa mengikuti suatu undian yang dimaksud. Perasaan yang datang pasti campur aduk: antara kaget, senang, sekaligus penasaran.
Penasaran yang karena itu tadi, Anda pasti bertanya-tanya soal undian apa yang pernah diikuti hingga tiba-tiba mendapat email yang menyebutkan telah jadi pemenang.
Pelaku memang memanfaatkan rasa senang berlebihan calon korbannya sehingga tidak teliti soal asal usul email tersebut. Kemudian, calon korban biasanya diminta untuk mengirimkan data diri ataupun mengunjungi link tertentu.
Hingga pada akhirnya, ia benar-benar menjadi korban penipuan sekaligus pencurian informasi pribadi dari pelaku phising yang beraksi di email.
2. Sumbangan Bencana Alam
Aksi yang biasa dijalankan adalah mengirimkan email terkait permintaan bantuan dana yang menyertakan link untuk memberikan bantuan donasi tersebut.
Link ini kemudian akan mengarah ke satu halaman situs antah berantah yang berisi formulir untuk pengajuan bantuan. Biasanya menggunakan kartu debit atau kredit secara online.
Padahal jika pengguna internet cuma mengirimkan informasi nomor kartu -- baik itu debit atau kredit -- pun sejatinya itu sudah merupakan keteledoran. Sebab bisa saja hal itu dieksploitasi sehingga timbul aksi carding alias penggunaan kartu kredit palsu atau yang lebih parah lagi, menguras isi tabungan.
Jadi jangan sampai tertipu dengan modus seperti ini. Pastikan jika ingin membantu korban bencana alam dilakukan melalui organisasi terpercaya. Toh, tak ada salahnya juga meluangkan waktu sejenak untuk mencari informasi seputar organisasi yang akan kalian kucurkan dana.
3. Kencan Online
Namun jangan sampai dibutakan dengan tampilan foto yang cantik dan tampan. Sebab bisa-bisa itu bukan wajah asli si pemilik akun.
Banyak alasan mereka berbuat demikian. Namun jika di awal sudah tidak jujur, patut diduga mereka memiliki niat tidak baik.
Kasus yang paling sering terjadi adalah, pelaku biasanya mengaku tengah menyambangi kota tempat Anda tinggal untuk urusan bisnis atau keperluan lain. Kemudian, ia bertingkah seakan membutuhkan uang dengan alasan mendadak dan ingin meminjamnya kepada Anda, sebagai tambatan hatinya yang baru.
Di sinilah sisi emosional Anda diuji. Sebab, jika yang awalnya sudah termakan dengan bujuk rayu pelaku, pasti akan dengan mudah mengatakan 'YA' dan merelakan uangnya.
Saran dari kejadian ini adalah, jangan mudah percaya dengan orang yang Anda baru kenal, terlebih di internet.
Termasuk jika mereka mengajak untuk kopi darat (ketemuan secara langsung di dunia nyata). Sebaiknya Anda -- khususnya wanita -- tidak datang sendiri dan jangan bertemu di tempat sepi ataupun rumah. Pilihlah tempat yang ramai.
4. Antivirus Abal-abal
Di tengah kepanikan yang timbul, kemudian disodorkan layanan download software antivurus yang diklaim bisa membersihkan virus yang dimaksud. Terlebih software tersebut gratis pula.
Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, komputer pengguna tidak benar-benar terinfeksi virus. Sementara antivirus yang disodorkan adalah software abal-abal yang tidak jelas.
Malah sejatinya, komputer pengguna bisa saja disusupi program jahat seperti virus, worm, trojan atau lainnya setelah mendownload software yang ditawarkan tersebut.
Kemungkinan terburuk, software yang disuntikkan ke komputer dapat mencuri informasi-informasi sensitif yang dimiliki pengguna.
Intinya di sini adalah, Anda sebagai pengguna internet jangan asal mendownload software dari sumber yang tidak jelas. Jika ingin mengunduh antivirus gratisan, langsung kunjungi saja situs produsen antivirus yang dimaksud.
5. Iming-iming Obat Gratis
Modus aksi ini biasanya disertai dengan permintaan informasi banking. Alasannya untuk urusan administrasi dan pengiriman barang.
Padahal dengan informasi banking yang harusnya rahasia tersebut, pelaku dapat men-charge atau membebankan tagihan setiap bulannya jika Anda lupa menghentikan penggunaan obat tersebut dalam masa gratisnya.
Jadi biasanya masa uji coba tersebut berlangsung 15-30 hari. Nah selepas itu, maka kartu debit atau kredit Anda akan dibebankan tagihan yang pastinya tidak Anda inginkan.
Post a Comment