Audio Watermark : Sebuah Teknik Baru Untuk Melacak Pembajak Film
Menurut Motion Picture Association of
America, pembajakan menggunakan handycam merupakan ancaman serius bagi
industri film, khususnya Hollywood. Untuk mengatasi para perekam video
ketika menonton, pengelola bioskop sudah melengkapi petugasnya dengan
kaca mata khusus ruang gelap. Tidak itu saja, film keluaran studio utama
Hollywood nantinya akan dilengkapi dengan watermark pada audionya yang
bisa mendeteksi sampai ke tempat duduk sang pembajak.
Inovasi terbaru dari Profesor Noboru
Babaguchi dan tim penelitinya dari Osaka University, Jepang, akan
membuat penangkapan terhadap perekam menjadi lebih gampang.
Saat watermark berbasis video sudah
digunakan di beberapa teater untuk mengetahui dari layar mana film itu
direkam, teknologi baru itu juga memungkinkan untuk pemberian watermark
pada suara dari film.
Watermark audio yang dikembangkan
Babaguchi bahkan bisa menunjuk hampir ke posisi tempat duduk di mana
sang pembajak melakukan perekaman film, dengan perkiraan kesalahan
pendeteksian hanya 44 sentimeter.
Teknologi yang disebut spread-spectrum
audio watermarking tidak mempengaruhi kualitas audio. Akan tetapi, agar
dapat berfungsi maksimal, pengelola gedung bioskop harus menyimpan
database dan menandai posisi duduk setiap pengunjung yang datang dan
menonton film di sana agar dapat dilacak dan diserahkan ke pihak yang
berwajib jika terdeteksi pengunjung itu melakukan pembajakan.
Metode ini juga bisa menggantikan metode
pengamanan konvensional menggunakan metal detector bagi pengunjung yang
akan menonton bioskop. Pengunjung juga akan lebih nyaman menyaksikan
film tanpa terganggu oleh pemeriksaan keamanan dan aktivitas pengunjung
lain yang merekam film.
Mengatasi pembajak adalah prioritas utama
bagi para karyawan gedung bioskop. Bahkan beberapa pengelola memberikan
hadiah 500 dolar AS bagi mereka yang berhasil menangkap pembajak.
Beberapa waktu lalu, petugas yang menggunakan night vision google
berhasil menemukan pembajak film Batman dan James Bond.
Kasus terakhir, seorang gadis remaja asal
Virginia, Amerika Serikat ditangkap ketika merekam film Transformer
menggunakan ponselnya. Padahal, ketika itu ia hanya ingin menunjukkan
pada adik laki-lakinya yang berusia 13 tahun seputar film tersebut.
Meski begitu, pihak keamanan tetap memanggil polisi dan menangkap gadis
itu.
Post a Comment