Virus Stuxnet Ternyata Buatan Israel dan AS
Sumber-sumber intelijen membenarkan,
virus komputer Stuxnet, yang pernah beredar pada tahun 2010, adalah
virus yang dirancang khusus oleh Israel dan AS untuk menyerang fasilitas
pengayaan uranium Iran guna menghambat kemajuan program nuklir negara
itu.
Harian The New York Times, yang mengutip
berbagai sumber intelijen dan pakar komputer di AS dan Eropa, menurunkan
laporan, Sabtu (15/1/2011), bahwa AS dan Israel telah bekerja sama
mengembangkan virus komputer ini di fasilitas nuklir rahasia Dimona di
gurun Negev, Israel.
Di fasilitas tersebut, Israel diyakini
memiliki tiruan perangkat centrifuge yang persis sama dengan yang
digunakan Iran untuk memperkaya uraniumnya guna menguji coba virus
canggih dari jenis “cacing” (worm) tersebut. “Untuk mengetes worm itu,
Anda harus tahu mesinnya (yang akan menjadi sasaran). Virus itu menjadi
begitu efektif karena Israel sudah mencobanya lebih dahulu,” tutur
seorang sumber intelijen bidang nuklir dari AS.
Virus Stuxnet tersebut mulai terdeteksi
dalam jaringan komputer dunia pada pertengahan 2009. Sejumlah negara,
termasuk India dan Indonesia, melaporkan serangan virus tersebut, tetapi
serangan paling intensif dilaporkan terjadi di Iran.
Anehnya, virus itu tak menyebabkan
gangguan signifikan, seperti memperlambat jaringan komputer atau
menyebabkan kerusakan, seperti lazimnya sebuah program jahat (malware).
Ralph Langner, pakar keamanan komputer
independen dari Hamburg, Jerman, menemukan, virus itu baru aktif setelah
mendeteksi konfigurasi spesifik sistem pengendali, yang hanya ada di
sebuah fasilitas centrifuge pengaya uranium.
Menurut Langner, Stuxnet terdiri atas dua
bagian dengan fungsi berbeda. Bagian pertama bertugas mengacaukan
putaran centrifuge sehingga menjadi tak terkendali dan rusak.
Sementara bagian kedua berfungsi merekam
berbagai indikator centrifuge saat berfungsi normal, kemudian
menampilkan itu di layar monitor. Dengan demikian, petugas operator tak
melihat ada gangguan.
Merusak
Virus komputer tersebut diduga kuat
menjadi penyebab kerusakan centrifuge kelima milik Iran, November 2010,
dan berhasil menunda kemajuan teknologi nuklir Iran, yang dibutuhkan
apabila negara itu ingin membuat bom nuklir.
Meir Dagan, mantan kepala dinas intelijen
Israel, Mossad, mengatakan, serangan itu akan menunda kemampuan Iran
membuat bom nuklir, setidaknya sampai 2015.
Ketua program nuklir dan pejabat Menteri
Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, isu serangan Stuxnet
tersebut sudah beredar sejak satu setengah tahun silam.
“Saat memulai (serangan) ini, mereka kira
kami sedang tidur. Jika (serangan) ini efektif, IAEA, yang menginspeksi
(fasilitas nuklir Iran) secara rutin, pasti akan melaporkan perlambatan
(produksi uranium) ini,” tutur Salehi, yang menegaskan, program nuklir
Iran masih terus berjalan.
Post a Comment