Pelanggan Data, Motor Bisnis Smartfren
Jakarta - Sadar dengan posisinya yang masih kalah
meraksasa dari operator telekomunikasi lain, membuat Smartfren harus
pintar-pintar dalam mengoptimalkan kekuatan. Salah satunya adalah dengan
fokus memanjakan pelanggan data yang menjadi motor bisnis mereka.
Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan, operator CDMA itu saat ini telah memiliki hampir 10 juta pelanggan. Dimana 65% pendapatan perusahaan disumbangkan dari pelanggan yang doyan internetan tersebut.
"Jumlah pelanggan ini pun terus bertambah, bahkan setiap bulan pertambahannya bisa sampai 200 ribu pelanggan. Ini tentu angka yang cukup besar," ungkap Djoko di Jakarta.
Sementara secara overall, jika dibandingkan tahun lalu, Smartfren berhasil menambah sebanyak 2 juta pelanggan data dalam setahun terakhir.
"Kami sadar bahwa Smartfren merupakan operator paling muda dan kalah start dibanding yang lain. Untuk itu kami harus mengoptimalkan apa yang menjadi keunggulan kami, dalam hal ini adalah layanan data," lanjut Djoko.
"Bahkan kami percaya diri dengan tagline internet Smartfren anti lelet," tegasnya.
Ke depan, operator yang juga identik dengan gimmick 'I hate slow' ini akan menambah lebih dari 1.000 Base Transceiver Station (BTS) hingga awal tahun 2013. Hal itu tentu saja untuk memperkuat jaringan mereka yang telah ada sekarang ini.
"Selain BTS-BTS tersebut kami juga menyiapkan micro BTS yang ditempatkan di atas pertokoan atau pemukiman padat. Jadi tidak dengan selalu dengan membangun BTS yang tinggi-tinggi, sebab nanti malah akan menjadi hutan BTS," lanjut Djoko.
Kesiapan jaringan ini juga sudah dilakukan untuk mengakomodir lonjakan trafik saat musim mudik. Dimana perseroan telah melakukan tur dan uji jaringan dalam mengecek kesiapan infrastruktur mereka.
"Intinya kami siap untuk menghadapi lonjakan data, dan kami yakin bahwa layanan kami dapat memuaskan pelanggan," pungkasnya.
Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan, operator CDMA itu saat ini telah memiliki hampir 10 juta pelanggan. Dimana 65% pendapatan perusahaan disumbangkan dari pelanggan yang doyan internetan tersebut.
"Jumlah pelanggan ini pun terus bertambah, bahkan setiap bulan pertambahannya bisa sampai 200 ribu pelanggan. Ini tentu angka yang cukup besar," ungkap Djoko di Jakarta.
Sementara secara overall, jika dibandingkan tahun lalu, Smartfren berhasil menambah sebanyak 2 juta pelanggan data dalam setahun terakhir.
"Kami sadar bahwa Smartfren merupakan operator paling muda dan kalah start dibanding yang lain. Untuk itu kami harus mengoptimalkan apa yang menjadi keunggulan kami, dalam hal ini adalah layanan data," lanjut Djoko.
"Bahkan kami percaya diri dengan tagline internet Smartfren anti lelet," tegasnya.
Ke depan, operator yang juga identik dengan gimmick 'I hate slow' ini akan menambah lebih dari 1.000 Base Transceiver Station (BTS) hingga awal tahun 2013. Hal itu tentu saja untuk memperkuat jaringan mereka yang telah ada sekarang ini.
"Selain BTS-BTS tersebut kami juga menyiapkan micro BTS yang ditempatkan di atas pertokoan atau pemukiman padat. Jadi tidak dengan selalu dengan membangun BTS yang tinggi-tinggi, sebab nanti malah akan menjadi hutan BTS," lanjut Djoko.
Kesiapan jaringan ini juga sudah dilakukan untuk mengakomodir lonjakan trafik saat musim mudik. Dimana perseroan telah melakukan tur dan uji jaringan dalam mengecek kesiapan infrastruktur mereka.
"Intinya kami siap untuk menghadapi lonjakan data, dan kami yakin bahwa layanan kami dapat memuaskan pelanggan," pungkasnya.
Post a Comment